Aisyah binti Abu Bakar (wafat 58 H)
Dia dipersunting oleh Nabi saw. pada tahun kedua Hijrah dan satu-satunya istri Rasulullah saw. yang dikawininya sewaktu perawan. Dia adalah istri yang paling dicintai oleh Nabi dan yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Nabi. Dia juga termasuk wanita yang paling pakar dalam ilmu agama dan etika. Dia wafat di Madinah dan dimakamkan di Baqi.
Hafsah binti Umar (wafat 45 H)
Dari sejak Islam muncul, dia langsung memeluk agama Islam. Dia bersama suaminya ikut hijrah ke Madinah, namun suaminya meninggal dunia seusai perang Badar. Rasulullah melamarnya dari orang tuanya, seterusnya dia dinikahkan kepada Rasulullah. Beliau meninggal di Madinah.
Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (wafat 56 H)
Nama aslinya adalah Burrah binti Harits. Dia ditawan oleh kaum Muslimin pada perang Bani Musthaliq dan diberikan kepada Tsabit bin Qais sebagai bagian dari rampasan perang. Dia diberi hak oleh Tsabit untuk menebus kemerdekaannya dengan imbalan sejumlah harta. Dia pergi menghadap Rasulullah minta bantuan, Rasulullah menawarkan kepadanya persetujuannya membayar sejumlah harta yang telah disepakati itu kemudian setelah merdeka Rasulullah menikahinya.
Khadijah binti Khuwailid (wafat 3 SH)
Dia adalah istri Rasulullah yang pertama dan orang yang paling banyak membantu perjuangannya di tahun-tahun pertama kenabian. Sebelum masa kenabian ia dijuluki dengan julukan “wanita suci”. Rasulullah menikah dengannya 15 tahun sebelum diangkat menjadi nabi. Putra-putrinya dari Nabi adalah; Qasim, Abdullah keduanya meninggal ketika masih kecil, kemudian Zainab, Ruqaiyah, Ummi Kultsum dan Fatimah. Dia memberikan dukungan penuh baik moril maupun materil kepada Nabi dalam perjuangan beliau. Khadijah wafat pada “aamul-huzni” (tahun kesedihan) dan dimakamkan di Hujun.
Maimunah binti Harits (wafat 50 H/670 M)
Nama aslinya adalah Burrah, oleh Nabi diganti dengan Maimunah. Dialah wanita yang menghadiahkan dirinya kepada Nabi yang karenanya turun ayat yang artinya: “Perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi..” (Al-Ahzab, ayat 50).
Mariah Qibtiah (wafat 16 H/637 M)
Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan meninggal pada masa kekhalifahan Umar.
Saudah binti Zam`ah (wafat 23 H/643 M)
Dia masuk Islam bersama suaminya dan turut hijrah ke Abessina. Dalam hijrah yang kedua, suaminya meninggal dunia, lalu dinikahi oleh Rasulullah setelah Khadijah wafat. Rasulullah membawanya hijrah ke Madinah. Dia termasuk istri Nabi yang sering memberikan giliran harinya kepada Aisyah.
Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H)
Sebelumnya dia penganut Yahudi Bani Akhthab yang tertawan pada perang Khaibar. Rasulullah saw. memilih dan memerdekakannya, lalu ia masuk Islam, setelah itu dinikahi oleh Rasulullah saw. dan wafat di Madinah.
Ummu Habibah binti Abu Sofyan (wafat 44 H/664 M)
Nama lengkapnya adalah Ramlah binti Abu Sofyan, dia ikut hijrah ke Abessina (Eriteria sekarang) bersama suaminya, tetapi suaminya terpengaruh di sana, lalu murtad dan meninggal dunia sebagai penganut Kristen. Rasulullah saw. segera mengirim Amru bin Umaiah Dhumari untuk melamarnya buat Rasulullah. Najasyi, penguasa Abessina menikahkannya kepada Rasulullah dengan mahar sebesar 400 dinar.
Ummu Salamah (wafat 57 H/676 M)
Nama lengkapnya adalah Hindun binti Umaiah, termasuk sahabat wanita yang masuk Islam pada periode pertama. Dia termasuk yang ikut hijrah dua kali (Abessina dan Madinah). Suaminya mati syahid dalam perang Badar, lalu Rasulullah menikahinya. Beliau termasuk wanita yang jenius, berakhlak mulia dan pandai tulis-baca. Dia dikaruniai usia yang panjang, dia wafat di Madinah dan dimakamkan di Baqi.
Zainab binti Jahsy (wafat 20 H)
Nama aslinya adalah Burrah, sepupu Rasulullah. Semula dia menikah dengan Zaid bin Haritsah, setelah dicerai, dia dinikahi Rasulullah dan diberi nama Zainab dan dijuluki dengan Ummul Hakam. Dia sangat warak dan kuat beragama serta banyak bersedekah. Beliau juga seorang yang cekatan dan terampil, suka bekerja sendiri, menyantuni orang-orang miskin dan selalu memberi derma buat keluarga dan anak yatim.
Berikut Ini artikel yang saya kutip dari http://www.mediamuslim.info , semoga bermanfaat untuk data blogs ini:
numpank ngopy ya..
terima kasih ^^
Ikutan ngopy jg dch….
mkasih yang banyak…..
heehehe, bagus betul ceritanya.thank u.
Wah makasih artikelnya ..bagus banget
sama-sama mbak..
makasih kunjungannya
khadijah, keanggunan cinta dalam balutan taqwa. romantisme kisahnya, menjadi panutan muslimah sedunia.
Khadijah, seandainya mampu aku menjadi bayanganmu saja…
amin…
Dgn mngnal Rasulullah & klrg.. mk akn tmbah cinta kt kpd Beliau
Amiin, semoga kita menjadi umat yang khusnul khotimah amin.
sangat bermanfaat,untuk menambah pengetahuan
boleh ngopy ya, jazakallah khairan katsiro
Th4nk’s yVpz !
D4ch bNtu t94z V¡e. . .
ijin copy-paste…….semoga semakin bisa memberikan manfaat bagi umat
ikut ijin ngopi ah 🙂
aduh,..nabi apaan yang mengawini anak dibawah umur..muhamad sebernarnya nabi atau tidak??
suka mencuri,memerkosa,mengancam,membunuh. hai orang islam janganlah pernah mengikuti tingkah nabi ini.soalx di sekarang ada di NERAKA
GRES: tak kenal maka tak sayang…
coba kenali dulu, jangan asal kecap!! Saya ajah taw kisah tentang nabi yang kamu tuhankan ato yang kamu anggap sebagai anak tuhan??? ckckckck,,,
Yang suka membunuh siapa?? Ajaran mana yang ngajarin memperkosa.. Kalu pun emang ada ajaran yang seperti itu, tentunya kamu ga akan mungkin bicara selantang sekarang!! Hufft….
“Lakum dinukum Waliyadien”
Agama-mu… Agama-mu.. Agama-ku.. Agama-ku…
smoga Allah menjadikan hamba seperti sifat2 para istri Rasulullah
AHLUL BAIT, CELAH ANTARA SUNNI DAN SYIAH
Dlm Al Quran yang menyebut ‘ahlulbait’, rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.
1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.
2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: ‘Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu ‘ahlulbait’ yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?
3. QS. 33:33: “…Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu ‘ahlulbait’ dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. para isteri dan anak-anak beliau.
Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifatnya menjadi universal terdiri dari:
1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW.
2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW.
3. Isteri-isteri beliau.
4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan ‘nasab’-nya, sayangnya tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa.
Bagaimana tentang pewaris tahta ‘ahlul bait’ dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5, jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW.
Bagaimana Saidina Ali bin Abi Thalib, anak paman Saidina Muhammad SAW, ya jika merujuk pada ayat-ayat ahlul bait pastilah beliau bukan termasuk kelompok ahlul bait. Jadi, anak Saidina Ali bin Abi Thalib baik anak lelakinya mapun perempuan, otomatis tidaklah dapat mewarisi tahta ‘ahlul bait’.
Kesimpulan dari tulisan di atas, maka pewaris tahta ‘ahlul bait’ yang terakhir hanya tinggal bunda Fatimah. Berarti anaknya Saidina Hasan dan Husein bukanlah pewaris tahta AHLUL BAIT.
Dengan demikian sudah waktunya kita menutup debat dan perbincangan masalah Ahlul Bait ini. Fihak-fihak baik kelompok sunni, habaib maupun kelompok syiah yang selama ini saling mengklaim bahwa mereka adalah keturunan ahlul bait itu, sebenarnya ridak ada haknya sebagai pewaris ahlul bait akibatnya telah menimbulkan peruncingan hubungan sesama Muslim.